LAPORAN Penelitian Tanaman Mengkudu
LAPORAN PENELITIAN
(Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester)
TUMBUHAN MENGKUDU (Morinda citrifoliaL)
DI DUSUN
guru pembimbing;
mariani tanjung s. Pd
Oleh:
ilham ismail
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etnobotani
merupakan cabang ilmu yang mendalami hubungan manusia dengan alam
nabati (Rifai dan Waluya 1992). Indonesia mempunyai kekayaan alam yang
melimpah seperti berbagai jenis tanaman dan berbagai sumber daya alam
yang lain, termasuk suku bangsa dengan budaya yang beragam pula. Setiap
kelompok masyarakat mempunyai pengetahuan sendiri didalam menggunakan
tetumbuhan yang ada disekitarnya. Pemanfaatan tumbuhan yang ada
disekitarnya bukan saja untuk keperluan ekonomi tetapi juga untuk
keperluan nilai-nilai budaya lainnya.
Penggunaan bahan alam, baik sebagai obat maupun tujuan lain cenderung meningkat, terlebih dengan adanya isu back to nature serta
krisis berkepanjangan yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat.
Obat tradisional (obat herbal) banyak digunakan masyarakat menengah ke
bawah terutama dalam upaya pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) serta peningkatan kesehatan (promotif) (Prananingrum, 2007).
Salah
satu tanaman yang dapat dipelajari pada Etnobotani adalah tumbuhan
Mengkudu yang merupakan tumbuhan liar yang banyak tumbuh di tepi pantai
di seluruh nusantara, kebanyakan berupa perdu yang mempunyai batang,
daun, bunga, buah, biji, dan akar. Di dalam kehidupan masyarakat
tumbuhan Mengkudu dimanfaatkan sebagai masakan, minuman, dan merupakan
bahan ramuan obat-obatan tradisional untuk perawatan kesehatan dan
kecantikan (Rukmana, 2002).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
-
Apakah manfaat Tanaman Mengkudu bagi masyarakat Dusun Ngadipuro?
-
Bagian organ Tanaman Mengkudu yang mana yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Dusun Ngadipuro?
-
Bagaimana cara memanfaatkan bagian organ Tanaman Mengkudu untuk setiap keperluan oleh masyarakat di Dusun Ngadipuro?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
-
Mengetahui pengetahuan masyarakat di Dusun Ngadipuro tentang pemanfaatan Tanaman Mengkudu yang terdapat di Dusun Ngadipuro.
-
Mengetahui bagian organ Tanaman Mengkudu yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat di Dusun Ngadipuro.
-
Menjelaskan cara pemanfaatan bagian organ Tanaman Mengkudu untuk setiap keperluan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat :
-
Memberikan informasi tentang pengetahuan masyarakat di Dusun Ngadipuro dalam pemanfaatanTanaman Mengkudu untuk berbagai keperluan.
-
Memberikan informasi bagian Tanaman Mengkudu yang dimanfaatkan, dan cara pemanfaatannya untuk berbagai keperluan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi
Nama
daerahnya antara lain: mengkudu, bentis, kemudu, kudu, cangkudu,
kondhuk, pace. Menurut Tjitrosoepomo (1981), klasifikasi dari Mengkudu (Morinda citrifolia L.) adalah sebagai berikut.
Filum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dycotyledoneae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Morinda
Spesies : Morinda citrifolia L.
2.2 Deskripsi Tanaman Mengkudu
Mengkudu termasuk tumbuhan keluarga kopi-kopian (Rubiaceae),
yang pada mulanya berasal dari wilayah daratan Asia Tenggara dan
kemudian menyebar sampai ke Cina, India, Filipina, Hawaii, Tahiti,
Afrika, Australia, Karibia, Haiti, Fiji, Florida dan Kuba.
Tanaman
mengkudu merupakan tanaman tahunan (perennial) yang berbentuk perdu,
dengan ketinggian antara 3-8 m.Batang tanaman keras (berkayu) tumbuh
mengarah keatas dan memiliki banyak percabangan. Cabang tumbuh mendatar
dengan arah keluar kanopi tanaman. Daun tanaman termasuk daun tunggal,
terdiri atas satu helai daun pada setiap satu tangkai daun (petiolus).
Daun berbentuk lonjong, dengan ukuran panjang antara 10- 40cm dan lebar
15- 17cm, tergantung tingkat kesuburan tanaman. Permukaan daun bagian
atas berwarna hijau agak pucat. Tangkai daun pendek dan melekat pada
batang atau cabang secara berseling-seling atau berpasangan. Daun tampak
rimbun, semakin subur pertumbuhan tanaman semakin besar ukuran daunnya.
Tanaman
mengkudu berbunga sempurna (hermaprodit) dan menghasilkan buah semu
majemuk. Buah mengkudu mempunyai bentuk yang bervariasi (agak bulat,
agak lonjong, atau panjang), dengan permukaan yang tidak rata. Buah
stadium muda berwarna kehijau-hijauan dan berubah menjadi hijau
keputihputihan ketika masuk stadium tua (matang). Biji pada tanaman
mengkudu keras, bentuk segi tiga dan berwarna coklat kemerah-merahan.
Tanaman mengkudu berakar tunggang dan berwarna coklat muda.
Kandungan
kimia pada tanaman mengkudu adalah daun dan buah mengkudu mengandung
alkolida, saponin, flafonoida dan antrakonin, disamping itu daunnya juga
mengandung polifenal. Tanaman mengkudu berkhasiat sebagai obat batuk,
radang usus, obat amandel, dan obat kencing manis (Widiarti, 1999).
2.3 Etnobotani Tanaman Mengkudu
Dalam
sejarah perkembangan manusia, tumbuhan memerankan peran yang sangat
penting dalam perkembangan budaya. Suku-suku bangsa atau
kelompokkelompok masyarakat telah mengembangkan sendiri tradisi dalam
memanfaatkan tumbuhan di sekitarnya termasuk Tanaman Mengkudu untuk
berbagai keperluan hidupnya (Supriadi, 2001).
Pada
berbagai suku di indonesia sejak dahulu dijumpai pada kebiasaan membuat
ramuan obat-obat tradisional dari akar, daun, bunga, buah Tanaman
Mengkudu yang dilakukan oleh hampir semua orang dari berbagai lapisan
masyarakat. Hal ini diakibatkan Tanaman Mengkudu ini dianggap dapat
enyembuhkan berbagai penyakit seperti yang dikemukakan Wijayakusuma
(2002) Adalah Mengkudu (morrinda citrifolia Linn),
berfungsi sebagai obat batuk dan obat radang usus, daunnya berkhasiat
sebagai obat masuk angin, obat amandel, obat mulas, dan obat kencing
manis.
Hampir
semua bagian tanaman Mengkudu dapat digunakan untuk obat akan tetapi
yang paling banyak khasiatnya sebagai obat berasal dari daun dan
buahnya. Manfaat lain dari Tanaman Mengkudu adalah untuk perawatan
kecantikan utamanya untuk kulit (Rukmana, 2002).
Menurut
pengalaman empirik dalam masyarakat menunjukkan bahwa zat dalam tanaman
mengkudu dipercaya berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit.
Menurut Wijayakusuma dalam (Rukmana, 2002) mengkudu berkhasiat obat
terhadap paling sedikit 34 macam penyakit, antara lain penyakit asma,
alergi, anti kanker, bronchitis, dan lain-lain.
2.4 Tumbuhan Obat dalam Pengobatan Islam
Allah
SWT menurunkan penyakit kepada manusia lengkap dengan obatnya, hikmah
dari diturunkannya penyakit adalah untuk menguji kesabaran dan keimanan
manusia, sedangkan hikmah diturunkannya obat adalah agar manusia mau
berusaha mencari dan mengolah sesuatu yang bermanfaat yang ada di alam
ini, karena memang semua yang telah diciptakan Allah SWT merupakan
nikmat bagi manusia, bukan hal yang siasia.
Rasyidi
(1999) menjelaskan bahwasanya Allah SWT menjadikan kehidupan alam
dengan berbagai keanekaragaman hayatinya sebagai nikmat bagi kehidupan
manusia, di dalamnya terkandung manfaat yang sangat beragam, contohnya
tumbuhan yang tumbuh di sekitar kita yang dapat dipergunakan untuk
pengobatan. Dari dulu hingga kini, pengobatan dengan tumbuhan (herbalmedicine) masih
sering digunakan sebagai alternatif penyembuhan. Perintah Allah SWT
kepada kita (manusia) untuk memanfaatkan tumbuhan tersurat dalam
AlQur’an sebagai berikut:
Artinya: kemudian
makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu
yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman
(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan.
Ayat
di atas mengandung pengertian bahwa Allah SWT menumbuhkan beraneka
macam tumbuhan yang mempunyai manfaat yang sangat besar bagi manusia,
diantaranya sebagai obat, karena Allah SWT menciptakan bermacam penyakit
lengkap dengan obatnya, diantaranya adalah tumbuhan yang tumbuh di
sekitar kita.
Sebagai agama rahmatan lil ‘alamien,
Islam mempunyai aturanaturan atau Hukumhukum syari’at yang melindungi
agama, jiwa, akal, jasmani, harta dan keturunan. Jiwa, jasmani dan akal
sangat erat hubungannya dengan kesehatan, oleh karena itu ajaran Islam
sangat sarat dengan tuntunan memelihara kesehatan jasmani dan rohani
(Rasyidi, 1999).
Qaradhawi
(1998) menambahkan, dalam Islam hak tubuh ini tidak boleh dilupakan dan
diabaikan demi kepentingan yang lain sebagaimana sunnah menetapkan
bahwa tubuh memiliki nilai yang sangat berharga dan ia mempunyai hak
atas pemiliknya. Termasuk hak tubuh atas dirinya adalah hendaklah
membersihkannya apabila kotor, mengistirahatkannya apabila lelah dan
mengobatinya apabila sakit.
Menurut
Syaikh Muhammad Ash-Shayim (2006), tumbuhan menjadi bahan obat yang
sangat populer disamping bahan alam lainnya sepeti madu dan telur dalam
kehidupan Rasulullah Muhammad SAW, beliau sering menggunakan tumbuhan
untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Terdapat beberapa jenis tumbuhan
yang dijadikan oleh Allah SWT sebagai makanan pelindung (protectorfood) dan obat penyembuh yang sering dicontohkan dalam pengobatan ala Rasulullah Muhammad SAW (thibbun nabawi) diantaranya adalah: minyak zaitun, bawang putih, bawang merah, buah delima, buah labu dan gandum.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis
pwenilitian ini adalah deskriptif-eksploratif. Adapun metode yang
digunakan yaitu dengan menggunakan teknik wawancara terstruktur (structured intervew) dan wawancara semi-terstruktur (semi-struktured intervew).
3.2 Deskripsi Area
Dusun Ngadipuro
merupakan dusun yang terletak paling ujung selatan dari kabupaten
Trenggalek. Trenggalek adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur,
Indonesia. Pusat pemerintahan berada di Trenggalek kota. Kabupaten ini
menempati wilayah seluas 1.205,22 km² yang dihuni oleh ±700.000 jiwa.
Letaknya di pesisir pantai selatan dan mempunyai batas wilayah sebelah
utara dengan Kabupaten Ponorogo, Sebelah timur dengan Kabupaten
Tulungagung, Sebelah selatan dengan pantai selatan atau Dusun Ngadipuro,
dan Sebelah barat dengan Kabupaten Pacitan.
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian
ini di lakukan pada tanggal 02 Mei 2011 sampai dengan 07 Mei 2011, di
Dusun Ngadipuro Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek Provinsi Jawa
Timur.
3.4 Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah Tanaman Mengkudu yang terdapat di Dusun Ngadipuro dan masyarakat (responden/key informant)
3 responden: masyarakat yang tau tentang pengobatan tradisional 1
sampel dan masyarakat umum yang sering memanfaatkan Tanaman Mengkudu 1
sampel.
3.5 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: alat perekam (tape recorder) sdan buku catatan. Bahan yangdigunakan adalah Tanaman Mengkudu di Dusun Ngadipuro Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek Provinsi Jawa Timur.
3.6 Prosedur Penelitian
1. Tahap Observasi.
Pada
tahap ini digali informasi dari masyarakat di daerah sampel yaitu Di
Dusun Ngadipuro Desa Ceraken Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek,
terhadap siapa saja orang yang banyak mengetahui tentang pemanfaatan
Tanaman Mengkudu untuk Bahan pengobatan tradidional bagi masyarakat
setempat yang akan di jadikan nara sumber dalam pengambilan data.
2. Tahap Pengambilan Data
Pengambilan
Data dilakukan dengan teknik wawancara sehingga diperoleh informasi
data lisan dari nara sumber. Untuk membantu dalam proses wawancara
adalah alat perekam dan observasi tentang pemanfaatannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Manfaat Tanaman Mengkudu
Berdasarkan
hasil wawancara kecil yang telah dilakukan terhadap 3 responden tentang
manfaat dari tanamn Mengkudu tersebut diproleh hasil bahwa tanaman
Mengkudu dimanfaatkan sebagai: Bahan masakan 5%, Obat tradisional 25%
dan sebagai Tanaman Hias 75%.
Tabel Hasil Pengamatan Manfaat Tanaman Mengkudu:
Nama Lokal | Nama Ilmiah | Organ Yang Digunakan | Manfaat |
Mengkudu-Pace
|
Morinda citrifolia L
|
|
|
4.2 Cara Pemanfaatan Tumbuhan Suku Rubiaceae
Hasil
wawancara tentang pemanfaatan Tanaman Mengkudu untuk keperluan masakan,
jamu, dan obat cukup bervariasi. Cara pemanfaatannya Tanaman Mengkudu
dibahas seperti berikut ini.
4.2.1 Masakan
Sayuran
yang digunakan diantaranya daun muda mengkudu digunakan untuk bahan
lalap matang, urap, pepes dan lain-lain. Buah muda mengkudu untuk rujak
bebeg, daun dibuat sayur (botok).
4.2.2 Obat Tradisional
-
Obat tekanan darah tinggi
Satu buah, mengkudu matang dan satu belimbing manis dibuat jus, kemudian diminum.
-
Obat kanker
Ramuan
anti kanker dapat dibuat dengan sebagai berikut: satu buah mengkudu
masak dipotong-potong, ditambah 15 gr kunyit putih, ditambah 600 cc air,
kemudian direbus hingga airnya tinggal tersisa separuhnya (300 cc),
sari mengkudu ini diminum secara teratur.
-
Gangguan jantung
Ramuan
untuk mengobati penyakit jantung koroner dapat dibuat dengan cara
sebagai berikut: 1-2 buah mengkudu dicuci bersih dan dipotong-potong,
ditambah 10 butir angco yang sudah dibuang bijinya, diblenderdengan
ditambah air secukupnya dan ditambah 10 gr bubuk umbi daun dewa
(thienci) sambil diaduk-aduk hingga rata. Ini diminum secara teratur.
-
Stroke
Cara pengobatan secara sederhana yaitu buah mengkudu dihancurkan dan dipisahkan dari biji-bijinya.
-
Linu asam urat
Untuk mengobati linu asam urat digunakan air perasan buah mengkudu, kemudian diminum.
-
Cacingan
Untuk mengobati penyakit Cacingan digunakan air perasan mengkudu, kemudian diminum.
-
Sakit ginjal
Untuk mengobati penyakit ginjal digunakan air perasan mengkudu, diminum teratur.
-
Obat sariawan
Dipakai buah mengkudu masak dipohon diambil airnya dicampur dengan air buah pisang.
Batu,
sedikit adas, satu bawang merah, sepotong pulosari dan selanjutnya
diembun dan dapat diminum untuk menyembuhkan sariawan yang menimbulkan
bisul-bisul dileher.
-
Obat Sesak Nafas
Digunakan ekstrak buah mengkudu.
-
Obat radang usus
Dipakai ekstrak buah mengkudu, diminum secara rutin.
-
Obat masuk angin
Dipakai daun muda mengkudu digunakan sebagai tapal diperut.
-
Amandel
Dipakai
2 sendok sari makan sari makan mengkudu 1 sendok teh air perasan jeruk
nipis, satu sendok teh air perasan kunyit dua sendok makan madu, 8
sendok makan air rebusan benalu teh. Semua bahan teh dicampur, kemudian
diminum sekaligus.
-
Obat mulas
-
Dipakai daun sembukan yang paling lebar digosok dengan minyak kelapa, kemudian dibuat panas, diikat pada perut dan dipinggang sisakit.
-
Daun sembukan dipakai sayuran unuk mengobati sakit mulas.
-
Masalah sex
Dipakai ekstrak buah mengkudu, kemudian diminum secara teratur.
-
Stres
Dipakai ekstrak buah mengkudu, kemudian diminum secara teratur.
-
Alergi
Dipakai ekstrak buah mengkudu , kemudian diminum secara teratur.
-
Sulit tidur
Dipakai ekstrak buah mengkudu, diminum secara teratur.
-
Sakit gigi atau gusi
Digunakan ekstrak buah mengkudu, dikompreskan kebagian yang sakit.
-
Obat kencing manis
Dipakai ekstrak mengkudu, diminum teratur setiap hari.
-
Nyeri haid
Dipakai ekstrak buah mengkudu, diminum secara sekaligus.
-
Obat Batuk
Dipakai 100gr buah segar mengkudu yang sudah masak
4.3 Organ Tumbuhan Rubiaceae Yang Dimanfaatkan
Bagian
dari Tanaman Mengkudu yang digunakan sebagian besar adalah buah dan
sebagian kecil yang digunakan adalah akar, kulit batang, daun, biji
buah, sedangkan tangkai daun, tangkai bunga tidak ada yang
menggunakannya. Untuk pembuatan obat sebagian besar menggunakan daun.
Bagian
kulit batang, akar dan buah merupakan bagian yang paling jarang
dipergunakan. Penggunaan kulit batang, akar (buah) tidak dari semua suku
jenis anggota, melainkan dari jenis-jenis tertentu dan untuk keperluan
tertentu juga misalnya, daun mengkdu untuk berbagai penyakit ringan.
Penggunaan
daun dari tanaman mengkudu dalam pemanfaatannya seringkali yang
digunakan adalah yang berumur setengah tua ( tidak terlalu tua dan tidak
terlalu muda). Dan untuk buah yang sering di gunakan yaitu buah yang
sudah matang di atas pohonnya.
Sebagian
responden yang mempunyai tanaman mengkudu ada yang menyatakan tidak
dijual (untuk keperluan sehari-hari), dan ada juga untuk dijual (untuk
keperluan sehari-hari).
Dalam
penggunaan tanaman mengkudu ini bersifat ramuan (obat) dan juga
penggunaannya secara campuran, misalnya obat stroke, dimana buah
mengkudu dihancurkan dan dipisahkan dari bijinya kemudian dibuat
minuman, obat linu, cacingan, peluruh empedu sakit ginjal, obat sesak
nafas, radang usus dengan menggunakan air perasan buah mengkudu. Selain
itu juga, obat masuk angin, digunakan daun mengkudu muda digunakan
sebagian tapal diperut.
Obat
amandel, masalah sex, stress, alergi, sulit tidur, sakit gigi/gusi,
obat kencing manis, nyeri haid menggunakan air perasan buah mengkudu,
diminum teratur. Obat luka ±5 gr kulit batang/ akar kering soka dicuci
dan ditumbuk.
Menurut
Rukmana (2002), pemanfaatan dari tumbuhan suku rubiaceae meliputi
ekstrak mengkudu dapat membantu mengatasi berbagai penyakit misalnya:
tekanan darah tinggi, kanker, gangguan jantung, amandel, stroke,
diabetes mellitus tipe 1 dan tipe 2, lesu, masalah sex, kegemukan,
anthiris, nteri,depresi, alergi, gangguan pencernaan, gangguan
pernafasan, sulit tidur, lemah konsentrasi, gangguan ginjal, dan
gangguan kesuburan (reproduksi).
Selain
diminum, sari buah mengkudu juga dapat kompreskan pada bagian yang
sakit untuk menyembuhkan koreng dan menghilangkan pegal linu atau rasa
nyeri. Sari buah mengkudu juga dapat digunakan berkumur-kumur untuk
meringankan sakit gigi atau gusi, diteteskan ditelinga, mata hidung,
dubur, dan vagina untuk kepentingan masing-masing dalam 2-3 bulan,
pemakaian minuman sari buah mengkudu dapat dihentikan selama 1 minggu.
Sedangkan
menurut Prof. H.M. Hembing Wijaya kusuma, mengkudu berkhasiat obat
terhadap paling sedikit 34 macam penyakit a.l: penyakit asma, alergi,
anti kanker, ber-beri, bronkhitis, batuk rejan, batuk cacar air.
Menurut
Syamsul Hidayat dan Hutapae (1991), menyatakan bahwa untuk obat batuk
dipakai 100gr buah segar mengkudu yang sudah masak, dicuci, ditumbuk
halus, ditambah ¼ gelas air matang, 1 sendok teh cuka dan 1 gr garam,
diaduk sampai rata, diperas dan disaring, hasil saringan diminum sehari 3
kali sama banyak pagi dan sore. Untuk obat sariawan dipakai ±7 gr daun
kaca piring dicuci ditmbuh sampai lumat, ditambah ¼ gelas air matang,
diperas dan saring, hasil saringan untuk kumur-kumur.
Cara
pemanfaatan tanaman mengkudu ditinjau dari ketersediaannya dapat
digunakan secara langsung (secara segar) atau tidak langsung (diolah
dahulu). Pemanfaatan tumbuhan suku rubiaceae yang digunakan secara
langsung (secara segar), adalah daun muda menkudu digunakan sebagai
tapal diperut daun mengkudu paling lebar digosok dengan minyak kelapa,
kemudian dibuat panas.
Dari
responden menyatakan ada 75% rumah-rumah menanam tanaman mengkudu
sebagai tanaman hias dan sebanyak 25% menggunakan tanaman mengkudu
sebagai obat tradisional. Dan 5% menggunakan tanaman mengkudu sebagai
bahan masakan.
4.4 Cara Penanaman Tumbuhan Suku Rubiaceae
Menurut
responden mengatakan bahwa tanaman mengkudu yang ditanam ada yang
sebagai tanaman hiasan (75%), obat tradisional (25%) dan menggunakan
tanaman mengkudu sebagai bahan masakan (5%).
Cara
penanaman tumbuhan suku rubiaceae bermacam-macam bias secara generatif
atau vegetatif (cangkok, stek, dan lan-lain). Secara sederhana yaitu
vegetatif perbanyakan bibit dengan cara memilih biji dari pohon yang
sudah masak kemudian dikeringkan dan disemaikan di bedengan atau
polibag. Penaaman secara vegetatif yaitu menyambung (okulasi/sambungan
pucuk), stek (cutting), cangkok (marcocetereng), rundukan (layering).
Lahan dicangkul sedalam ±30cm dibuat lubang 50cm, kemudian bibit
vegetatif atau generatif tadi ditanam dilubang yang tersedia lalu
ditutupi dengan tanah campuran. Penanaman sebaiknya pada awal musim
penghujan agar pengairannya tercukupi. Sebagian koresponden ada yang
menatakan ditanam dipot atau dipolibag dahulu dan dibedengan untuk
pembibitan, kemudian baru dipindah dihalaman atau pekarangan. Juga ada
langsung ditanam dilahan. Asal bibit dari tumbuhan suku rubiaceae
berasal dari bibit yang dijual, tetangga, dan kerabat dekat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari Hasil Pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan berikut ini:
-
Tanaman mengkudu yang terdapat di Dusun Ngadipuro Desa Ceraken Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek Provinsi Jawa Timur dimanfaatkan sebagai masakan, obat tradisional dan sebagai tumbuhan hias. Pemanfaatan kebanyakan yaitu untuk mengobati tekanan darah tinggi, kaker, gangguan jantung, stroke, linu atau asam urat.
-
Bagian dari tumbuhan suku rubiaceae yang digunakan umumnya adalah daun, buah, dan sebagian kecil digunakan akar, biji bunga.
-
Cara pemanfaatan obat atau jamu berupa ramuan sebagai bahan tunggal atau campuran dan yang lebih banyak sebagai ramuan campuran yang digunakan sebagai bahan segar dan dimasak.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Asy-Shayim, Muhammad. 2006. 30 Tumbuhan Pilihan: Sehat Alami SecaraIslami. Terjemahan Abu Wafi, Syukur. Solo: Pustaka Arafah.
Prananingrum. 2007. Etnobotani Tumbuhan Obat Tradisional di Kabupaten Malang Bagian Timur. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: JurusanBiologi, Fakultas Sains dan Teknologi UINMalang.
Qardhawi. 1998. Islam Agama Ramah Lingkungan. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.
Rasyidi. 1999. Rahmatan Lil ‘Alamin. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.
Rifai, I. M.A.dan waluyo (ulfa). E.B. 1992. Etnobotani dan pengembangan Tetumbuhan Pewarna Indonesia: Ulasan suatu Pengamatan di Madura. Makalah Seminar Nasional Indonesia Etnobotani. Bogor: 19-20 Februari1992.
Rukmana, 2002. Mengkudu Budaya Dan Prospek Agribisnis, yokyakarta Kanisius
Supriadi, dkk. 2001. Tumbuhan Obat Indonesia: Penggunaan dan Khasiatnya.Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Syamsul Hidayat dan Hutapae 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia DEPKES RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Tjitrosoepomo, G. 2000. Taksonomi tumbuhan (Spermatophta). UGM Press.
Widiarti Tunas, B.A. 1999. mengenal tanaman dan khasiatnya surabaya: PT. Arkola.
Wijayakusuma, H. 2002. Tanaman Berkhasiat Obat Indonesia. Edisi revisi.Jakarta: Pustaka
0 komentar:
Posting Komentar